SUKADANA – Akhirnya, sebanyak 371 jiwa dari 102 kepala kelurga (KK) warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah diberangkatkan dengan menggunakan KM Bone dan KM Sukadana Raya, Sabtu (23/1) kemarin. Para pendatang tersebut diberangkatkan melalui Pelabuhan Teluk Cik Kadir Sukadana.
Sementara itu, untuk warga eks Gafatar yang berada di Kecamatan Pulau Maya, yang tersebar di Dusun Limau Manis dan Dusun Sati Lestari, Desa Tanjung Satai, dijadwalkan diberangkatkan pada hari ini (25/1) dengan menggunakan kapal yang sama. Proses pemberangkatan kemarin juga mendapat pengawalan yang ketat dari TNI, Polri, Pol PP, dan 10 anggota Brimob yang dilengkapi dengan senjata lengkap laras panjang. Mereka mengiringi pelayaran eks Gafatar tersebut menuju ke penampungan sementara di Kota Pontianak, untuk mencegah jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bupati Kayong Utara Hildi Hamid langsung melepas keberangkatan warga eks Gafatar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara sendiri langsung memfasilitasi pemulangan tersebut, dari mulai angkutan tempat pengungsian sementara, hingga kapal yang disewa khusus, termasuk konsumsi selama dalam perjalanan. “Tahap pertama kita kirim yang dari Sukadana. Namun ada terdapat satu keluarga yang terpaksa di tinggal di Kayong Utara, karena sedang menjalani operasi persalinan. Yang sakit dan melahirkan akan kita urus, Dinas Sosial yang akan mengurusnya,” ucap Bupati.
Mengenai biaya keberangkatan warga eks Gafatar dari Kayong Utara hingga tiba di tempat penampungan, dipastikan Bupati ditanggung oleh Pemkab. Selanjutnya, dia menambahkan para pendatang tersebut akan menggunakan kapal milik TNI Angkatan Laut menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang mana menjadi wewenang Pemerintah Provinsi Kalbar.Terpisah, mengenai hal ini, kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kayong Utara, Sukarman, menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan tersebut demi memberikan rasa kenyamanan dan keamanan warga eks Gafatar itu sendiri. Terlebih, dia menambahkan bahwa mereka juga tidak kuasa menghadapi gugatan dari masyarakat, agar segera mengembalikan para pendatang ini ke daerah asal mereka. Secara pribadi, dia menilai kebijakan yang telah diambil Bupati sangat tepat. Terlebih demi melihat keamanan, baik warga pendatang eks Gafatar, maupun warga setempat yang didatangi mereka.
“Untuk data berapa jumlah seluruh warga eks Gafatar ini belum dapat kita sampaikan. Karena ternyata setelah dilakukan pendataan kembali terjadi penambahan. Nanti setelah konkret semua baru kita sampaikan,” tutupnya. Sementara itu, untuk warga eks Gafatar yang diberangkatkan, ternyata hanya membawa perlengkapan seadanya. Mereka hanya membawa pakaian dan beberapa perabot yang belum laku dijual dengn sistem lelang. Sementara untuk barang bawaan yang dirasa menyulitkan untuk dibawa terpaksa dijual mereka dengan harga murah.
Joko, salah seorang warga mantan Gafatar yang merupakan salah satu koordinator di Desa Sedahan, mengungkapkan jika dirinya berterima kasih dengan Pemkab yang telah memberikan fasilitasi kepada mereka.“Tentunya kami hanya pasrah dengan pemerintah dan berterima kasih atas semuanya. Dan seluruh warga kami meminta maaf jika memang kami telah meresahkan,” ucap Joko ketika pamit dan masuk ke dalam kapal motor.
dikutip dari: http://www.pontianakpost.com/
0 komentar:
Posting Komentar